Rabu, 19 Desember 2012


PRAHARA
By. HARSONO 

Awan hitam bergulung berarak-arakan
Menghiasi angkasa raya Tak beraturan
Sejauh mata memandang deretan awan
Menahan rasa pedih dan ingin meninggalkan

Gulungan awan hitam menjulur ke bumi
Putarannya dahsyat menyedot kesana kemari
Liar dan tak terkendali
Meluluh lantakkan seisi bumi

Angin berhembus kencang disertai badai
Hujan lebat disertai kilat menyambar bumi
Guntur menggelegar menciutkan nyali
Siapapun ketakutan untuk menampakkan diri

Nyali manusia sejati
Teruji dalam menghadapi peliknya situasi
Mereka yang segera berlari
Tak kan pernah mendapatkan apa yang tersembunyi

Pengecut dan pecundang merajalela
Tetap setia pada penguasa
Tak peduli pada jeritan sipapa
Yang ada hanyalah mengabdi pada angkara

Disaat situasi menjadi semakin tegang
Pengecut dan pecundang lari tunggang langgang
Meninggalkan arena mengumbar suara lantang
Sesumbar dan menantang

Para pengabdi pada kebesaran Illahi
Bukan sekedar harta yang mereka cari
Apalagi ketenaran nama disana disini
Bahkan sanjungan dari kanan dan kiri

Semua lewat tiada arti
Yang didamba hanyalah keridlaan hati
Disaat siatuasi pelik begini
Ia tampil untuk mengatasi

Awan pekat, gulungan angin dahsyat, guntur, dan petir yang mengepung bumi
Disambut dengan lembut dengan penuh cinta kasih abadi
Bukan sekedar untuk menyenangkan hasrat manusia saat ini
Namun sebagai pembuka jalan agar untuk diteladani

Jauh dari angkara
Bukan demi harta atau tahta
Jalan utama yang dibuka
Untuk generasi penerus sesudahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar